memandang diri sendiri sebagai makhluk hidup
“Dari banyaknya hal-hal dan orang-orang yang aku sayangi, kenapa aku tidak bisa menyayangi diriku sendiri, kenapa rasanya sulit sekali untuk menyayangi tubuhku sendiri?”
Selama hampir setahun 2020 yang kebanyakan diisi dengan WFH aku mulai memperhatikan tubuhku sendiri, metabolismenya, dan hal-hal kecil yang selama ini luput aku perhatikan. Tahun ini sangat berat untuk menjaga keseimbangan agar tetap diambang batas kewarasan aku juga membaca beberapa buku yang amat sangat super tebal ada Sapiens : Riwayat Singkat Umat Manusia (Yuval Noah Harari), Genom : Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab (Matt Ridley), Guns, Germs, and Steel (Jared Diamond), dan The Selfish Gene (Richard Dawkins).
Aku memperhatikan tubuhku dengan lebih seksama, aku minum lebih banyak dari orang-orang kebanyakan, karena rasanya tenggorokan ku selalu haus. Aku tahu ibukku diabetes, tetapi aku belum tahu masuk kategori yg mana. “Diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki gejala yang serupa: penderita mudah haus dan lebih sering buang air kecil dibandingkan dengan orang lain pada umumnya.” Yang pasti aku akan konsultasi segera karena rasanya semakin bertambah umurku rasa haus itu semakin parah, sebenernya tidak terlalu menggangu sih asal banyak minum. Tapi masalahnya kadar gula darah hasil MCU ku normal. Terus aku kenapa ? Huft.
Aku susah sekali makan entah kenapa, rasanya males banget makan nasi atau masakan dan lauk yang berbumbu. Minum jus buah dan makanan yang tawar lebih bisa ditoleransi perutku. Aku juga malas sekali mengunyah, ayolah kris kamu makhluk hidup yang harus mengunyah makanmu dahulu hei. Tapi aku bisa makan banyak kalau dirumah masakan ibukku yang dulunya selalu aku anggap biasa saja dan rasanya kebanyakan asin ternyata mengendap di alam bawah sadarku bahwa jenis makanan seperti inilah yang aku sukai dan ingin aku makan. Hei tapikan aku jauh dari rumah, aku perlu bekerja dan mencari uang di kota ini bukan. Jus buah, makanan yang tawar, sayuran, dan pedas, itu jenis-jenis yang saat ini bisa aku toleransi dan bisa aku makan.
Yang terakhir dan paling menggangu adalah kulit kepalaku, awalnya aku tidak pernah ketombean. Aku kira salah sampo tapi ternyata tidak. Kulit kepalaku mulai mengelupas dengan ukuran yang agak besar-besar. Orang sering terlalu memperhatikan perasaan dari luar dan mengabaikan berontaknya tubuh akibat metabolisme yang mulai berubah. Ayolah kris rawat dirimu lebih baik. Kamu akan selamanya hidup bersama tubuhmu yang biasa biasa saja ini. Kau pikir kamu akan mati karena orang dengan semena mena menyakitimu tanpa tahu diri?. Tidak kamu akan mati ketika sel-sel tubuhmu sudah membelah ke -50 kali nya. Pada akhirnya kamu hanya lah makhluk hidup, hiduplah semampumu.
Inilah manusia secara klasifikasi sains:
Kingdom: |
|
Phylum: |
|
Class: |
|
Order: |
|
Suborder: |
|
Infraorder: |
|
Family: |
|
Subfamily: |
|
Tribe: |
|
Genus: |
|
(Linnaeus, 1758) |
Yah pada akhirnya aku hanyalah seekor Homo sapiens dari miliaran yang lain yang pernah hidup di bumi ini.
Komentar
Posting Komentar